Senin, 04 Februari 2008

Rumah Masa Depan


Rumah Masa Depan


Hampir dapat dipastikan saat mendengar kata Rumah Masa Depan (RMD), imajinasi seseorang akan membayangkan prototype rumah dengan warna hitech yang kental. Serba modern dan canggih. Pokoknya menjanjikan kenyamanan bagi penghuninya.

Boleh-boleh, sah-sah saja orang berimajinasi seperti itu. Namun bagi kaum sufi, rumah masa depan adalah identik dengan kuburan. Wow, betapa jauh gambaran yang muncul antara RMD simbol kemodernan dengan RMD versi kaum sufi.

RMD yang simbol keperfect-an secara empiris, jauh berbeda dengan kacamata sufi. Yang satu harus dibangun dengan modal yang kompleks, yang satunya lagi cukup simpel namun maknawi. Dalam membangun RMD duniawi, tak kurang manusia harus punya ilmu arsitektur yang mumpuni, material rumah yang mahal, belum lagi isi perabotan di dalamnya.

Dan untuk keperfect-annya dicampurkan ilmu kuno namun ngetrend, maka jadilah hongsui dan fengsui ikut nimbrung guna membangun RMD wadag itu. Sedangkan RMD yang dimaknai sebagai kuburan merupakan lokasi transit universal.

Seluruh manusia pada strata sosial-ekonomi apapun pasti akan mengalaminya. Dan mereka-mereka itu pasti akan menghuni RMD sesuai dengan kapasitasnya sendiri-sendiri. Kita ini yang lagi baca tulisan ini adalah salah seorang yang antri masuk RMD.

Nggak peduli jenderal bintang lima, Presiden, Konglomerat, Teknokrat, Ulama, Birokrat, semua pada antri untuk ikut merasakan suasana di RMD kehakikian itu. Tidak usahlah riya’, sombong, congkak, bakhil, dan takabur selama hidup di dunia ini, sebab pasti kita akan makan tanah. Jasad kita akan dijadikan kenduren : belatung, semut, ulat, cacing di RMD kita.

Mana ada jenderal bintang lima, presiden, atau konglomerat mau berkawan akrab, tinggal bersama hewan-hewan menjijikkan itu?. Sering-seringlah istighfar mengingat dosa kepada Allah, mengingat kuburan tempat yang pasti akan kita singgahi, atau bahkan sering-sering mengunjungi kuburan (berziarah).

Agar hati kita yang membatu ini lama-lama mencair. Sekaligus introspeksi hakiki, sekalian kita jalan-jalan ke RMD dan anggap saja kita lagi jalan-jalan ke Plaza atau Mall, biar nggak lekas bosan, sebelum menemukan hikmah.

Surabaya, Kedondong Kidul, Pk 00. 20 WIB.
Kamis, 27 Februari 1997
19 Syawal 1417 H

Tidak ada komentar: